Wednesday 9 September 2015

Overland Trip Ala-Ala Hari ke-1 Jakarta- Kuala Lumpur

Pernah terbersit di benak untuk keliling Asia Tenggara lewat jalur darat. Terbang ke salah satu Negara Asean setelah itu ke Negara-negara lain via darat. Liat saja peta di bawah ini, 6 dari 10 negara ASEAN bisa dilalui lewat darat! Idealnya mungkin jalur yang bisa dilakukan adalah Indonesia-Singapura-Malaysia-Thailand-Kamboja-Laos-Vietnam-Indonesia. Jadi kalau mau benar-benar explore keseluruhan, cukup cari tiket pesawat berangkat Indonesia-Singapura dan pulang Vietnam-Indonesia, bisa juga dibalik rutenya.
sumber: google.com
Banyak traveler yang mampu menaklukan jalur ini namun dalam waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Waktu. Itulah yang tidak banyak aku miliki dalam setiap trip. Maka dari itu, trip kali ini aku juluki Overland ala-ala karena memang hanya ke 3 negara (Malaysia, Kamboja, dan Thailand) 5 kota (Kuala Lumpur, Siem Reap, Bangkok, Krabi, Hat Yai) dengan waktu yang terbatas 9 hari! Dan kali ini aku ngetrip berempat dengan Tikpo, Hesti, dan Mba Anis.

Persiapan yang dilakukan

Paspor.
 Paspor adalah kunci untuk masuk ke negara manapun. Visa? Bagusnya, untuk masuk ke negara-negara Asean, paspor hijau RI bebas visa~~ lalalaaa. Jadi cukup paspor saja ya!

 Itinerary.
 Aku pribadi orang yang senang mempersiapkan detail perjalanan, termasuk membuat itinerary. Karena hal-hal demikian jadi bagian traveling yang sangat seru menurutku. Beberapa bulan sebelum berangkat, kami ngumpul dan sering komunikasi via grup wasap untuk menentukan destinasi yang akan dikunjungi, hotel di tiap-tiap kota, transportasi tiap kota, termasuk biaya-biaya yang harus disiapkan. Itinerary perlu dibuat sebagai panduan di jalan, meskipun pada akhirnya perjalanan tidak 100% sesuai itinerary, paling tidak dengan merencanakan tiap detailnya, perjalanan jadi lebih terkontrol, yah minimal mengurangi resiko tersasar atau over budget.

Tapi mungkin, itinerary jadi nggak begitu penting buat beberapa pejalan tipe go show, yang jalan saja ke suatu negara lalu kemana-kemananya dipikirkan nanti saat di sana, termasuk menginap dimana pun mereka akan tentukan di sana. Bukan karena mereka malas bikin itinerary ya, tapi memang cara orang menikmati perjalanan kan bisa berbeda.

 Bekal secukupnya.
 Bekal di sesuaikan saja berdasarkan itinerary. Pakaian misalnya, karena kita berencana mengunjungi Phi-phi Island, nggak mungkin dong kita pakai celana jeans untuk main di air. Paling nggak, kita prepare baju atau kaos ala main di pantai.

Budget juga, dari itinerary bisa juga kita perkirakan harus bawa uang berapa mata uang apa. Kalau aku lebih suka menukar uang di money changer Indonesia saja, bukan karena rate rupiah di luar lebih buruk atau apa, cuma kayaknya lebih nyaman kalau pas sampai sana udah pegang mata uang sana jadi nggak perlu ribet cari-cari money changer kan? Untuk trip ini, perlu disiapkan USD untuk di Kamboja, MYR untuk di Malaysia, dan THB untuk di Thailand. Hehe.

Koper atau ransel? Kalau ini disesuaikan dengan nyamannya kita aja. Aku sih bawa ransel ya, karena perjalanan nanti akan naik turun bis, naik turun kereta, jadi aku pikir lebih praktis ransel. Mba Anis dan Hesti juga pake ransel kok. Tikpo aja yang beda, di mah koper forever! Mau nanjak Alpen juga mungkin dia tetep pilih koper. Haha.
Backpackku. Warnanya kayak Kyo kan?
Hari Pertama (Jakarta-Kuala Lumpur)

Senin, 10 Agustus 2015. Antisipasi senin yang macet, jam 3 aku udah jalan dari rumah di Cimanggis untuk naik Damri dari Kampung Rambutan. Dan ternyata nggak macet tuh, jam 5 aku udah sampe Terminal 3 Soetta. Tikpo udah ada di sana lebih dulu sedangkan Mba Anis masih nunggu Damri di Pancoran dan Hesti baru keluar kantor~~ hohoho. Sambil nunggu yang lain datang, aku sholat Ashar dulu dilanjutkan makan di Bakmie GM deket pintu masuk keberangkatan. Disitu aja terus sampe Mba Anis dan Hesti dateng.

Penerbanganku ke Kuala Lumpur sebenarnya ada di jam paling malam, yaitu 8.30 pm. Jadi kebayang dong berapa lama nunggunya? Hehe. Tapi gapapalah, nongkrong di bandara selalu menyenangkan kok. 23.30 tepat aku mendarat di KLIA2 (catatan: waktu Malaysia lebih cepat 1 jam dari WIB), makanya perjalanan CGK-KUL yang hanya 2 jam jadi seperti 3 jam ya. Selesai urusan imigrasi aku dan yang lain cari spot yang asik buat nunggu flight esok pagi ke Siem Reap. Kami sempet mampir ke KFC depan terminal keberangkatan KLIA2 karena Tikpo terngiang-ngiang Chicken Wedges ala KFC itu, aku sih cuma pesen teh tarik aja.
Bertiga jejer. Tikpo di belakang dan sendiri!
Water Fountain. Salah satu tanda suatu bandara itu traveler friendly. Di KLIA2 jumlahnya ga banyak, salah satunya ada di dekat toilet terminal kedatangan.
Chicken Wedgesnya ga keliatan :)
KLIA2 itu luas, tapi spot menariknya masih kalah jauh dari Changi. Bahkan ga ada atraksi menarik di sini, selain toko-toko yang jumlahnya ribuan kali ya~~ cmiiw karena belum explore seluruhnya juga sih.
Jam 1 am akhirnya kami masuk terminal keberangkatan, petugasnya bilang ini masih terlalu pagi, tak apa? Ya, jawab kami. Kata Tikpo spot buat selonjoran di dalem lebih nyaman dari pada di luar terminal~~ dan bener aja, banyak orang udah menempati pojok-pojok strategis (deket saklar listrik tentu) dan tidur gelesoran dengan asiknya. Lalu dimana tempat kami? Di depan outlet BOSS yang udah tutup, kami menemukan sepasang kursi panjang kosong, kami dekatkan, lalu santai aja tidur di atasnya. Hoho. Masih ada beberapa sebelum flight ke Siem Reap jam 6.50 nanti~~
Patung lego pajangan salah satu outlet di KLIA2
Pengeluaran Sebelum dan Hari Ke-1

Kegiatan
Biaya (Rupiah)
Tiket CGK-KUL PP+ KUL-REP
1200000
Airport tax (dibayar menyusul via CC)
150000
Lamphu Guesthouse Bangkok  
220000
Madame Tussaud Bangkok (early bird 425 baht)
170000
Miti Resort Krabi
290000
Kereta Senandung Langkawi (54+2 RM as fee)
205000
Makan di Bakmie GM
49000
Damri   
40000
Total
Rp2324000


No comments:

Post a Comment