Tuesday 15 September 2015

Overland Trip Ala-Ala Hari ke-4 Bangkok (Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun, Asiatique)

Kamis, 13 Agustus 2015

Fokus perjalanan kami hari ini adalah wisata sekitar Chao Phraya River. Dengan memanfaatkan transportasi massal berupa Boat yang beroperasi di sepanjang sungai Chao Phraya kita dapat mengunjungi beberapa tourist spot di Bangkok.

Jam 10 pagi kami keluar hostel berjalan kaki menuju Phra Atit Pier (N13), dermaga terdekat dari hostel. Tujuan pertama hari itu adalah Grand Palace. Di dermaga, kami membeli tiket di loket (bentuknya sih hanya seperti meja registrasi yang dijaga seorang ibu-ibu). Catatan, banyak jenis boat yang lewat dermaga ini, masing-masing ditandai dengan warna benderanya. Awalnya, si ibu penjaga loket menawarkan kami boat berbendera biru yang memang khusus turis dan berhenti hanya di spot wisata Bangkok dengan harga tiket 40 baht tapi kami menolak, karena berdasarkan informasi yang kami dapat, dari N13 menuju dermaga N9 bisa naik boat bendera orange dengan harga tiket yang lebih murah. Dengan membayar 15 baht perorang akhirnya tiket orange flag boatnya udah ditangan. Lumayan juga kan selisihnya? Ternyata, nggak harus beli tiket sebelum naik boat, membayar di atas boat pun nggak apa karena nanti akan ada kondektur boat (yang rata-rata perempuan) nagihin uang tiket~~
Morning view of Chao Phraya River
Beli tiketnya di ibu-ibu berbaju orange, rata-rata yang ada di sini nunggu blue flag boat :)
Tiket minimalis
Phra Atit Pier (N13)
Perjalanan dengan boat untuk lintas sungai di dalam kota adalah hal baru bagiku. Makanya mencoba boat menyusur Chao Phraya menjadi hal yang menarik selama di Bangkok, apalagi aku memang doyan menjajal segala jenis transportasi.

Nggak sampe 15 menit boat sampai di dermaga N9. Jangan khawatir, banyak orang turun di sini kok, penjaganya juga bakal teriak ‘Grand Palace~~ Grand Palace’ karena memang yang turun di sini kebanyakan mau ke Grand Palace. Keluar dari dermaga N9, kami di sambut dengan penjual-penjual makanan, dari mulai yang berat sampe penjual buah. Kami yang memang belum sarapan berniat beli makanan di situ, tapi agak nggak yakin sama kehalalannya, jadi ya cuma beli buah aja. Untuk masuk ke Grand Palace, cukup cari pintu gerbang yang paling gede. Dan itu cukup lurus aja dari arah dermaga. Kalau bingung, tanya aja police disitu, ada polisi standby di ujung jalan kok
Deretan pedagang di depan dermaga N9
Sempet khawatir juga buat masuk Grand Palace karena pengalaman baca yang sudah-sudah, Grand Palace itu pusatnya scam. Dari mulai ada yang bohong kalau Grand Palace tutup sampe yang iseng sebar-sebar jagung buat merpati. Makanya sebelum masuk aku udah waspada sama hal-hal seperti itu. Tapi ternyata, aman-aman aja tuh~~ Alhamdulillah. Cuma soal aturan pakaian itu bener ya, jadi sebelum masuk Grand Palace harus pastikan kita pakai baju yang sopan. Karena, aku lihat beberapa turis yang nggak boleh masuk karena pake celana pendek atau sandal jepit.
Pintu masuk Grand Palace
Grand Palace buka tiap hari ya sodara-sodara
Nggak tau hari itu doang atau memang setiap hari ya. Tapi yang jelas, Grand Palace hari itu padettttt bangeeeettt bahkan sampe Tikpo mikir mungkin hari ini gratis kali ya, karena kemaren ulang tahun Ratu, jadi visitornya membludak. Aku sih ngarep begitu. Haha. Tapi enggak tuh, tetep bayar 500 baht buat tiket masuknya. Tiket itu udah include tiket Vimanmek Mansion dan The Pavilion of Regalia. Jadi kalau punya waktu silakan berkunjung kedua tempat itu tanpa bayar tiket lagi. Setelah membeli tiket, kita harus mengantri di pintu masuk. Antrian hari itu super sekali, rata-rata turis yang datang adalah turis China. Mungkin bagi mereka, kunjungan ke Grand Palace sekalian buat ibadah juga kali ya.
Dress code-nya Grand Palace
Antrian hari itu~~
Awal masuk ke Grand Palace, kita akan di sambut dinding sejarah Grand Palace. Dulunya, Grand Palace adalah pusat pemerintahan sekaligus tempat tinggal raja, tapi sekarang sepertinya Raja sudah tidak tinggal di sini sehingga tempat ini murni menjadi tempat wisata di Bangkok. Tapi, sampai sekarang Grand Palace masih menjadi tempat ibadah umat Budha terutama karena terdapat Wat Phra Kaew yang didalamnya berdiri The Emerald Buddha.

Sebenernya, ada tour gratis yang disediakan untuk keliling Grand Palace pada jam-jam tertentu. Tapi saat kami tiba, sepertinya nggak tepat jamnya tour gratis, jadi ya tour kami hanya dipandu kemana kaki melangkah plus peta yang bisa diambil di dekat pintu masuk.

Lagi-lagi, riset menjadi hal penting sebelum berkunjung ke tempat-tempat sejarah macam Grand Palace. Dan lagi-lagi aku yang kurang riset hanya celingak-celinguk bingung liat lukisan sejarah Grand Palace dan ber wah-wah-wow mengagumi kemegahan Grand Palace. Bener kata orang yang pernah kesini sebelumnya, Grand Palace luas dan megah! Sepanjang mata memandang isinya bangunan super cantik dengan ornament-ornament warna gold yang bikin silau.
Dinding sejarah
mbak-mbak yang lagi gaya itu bukan diriku yaa~~
Emas (?) dimana-mana
ini aku~ gayane standar
Suka banget sama warna bagunan itu~ namanya? 


Jika salah satu blogger pernah cerita di blognya bahwa dia pernah melihat seorang bule mengambil foto di Wat Phra Kaew yang notabene camera forbidden, jangankan ambil foto, pake topi atau sunglasses aja dilarang di kuil ini. Bule itu ketahuan dan disuruh menghapus fotonya. Cerita itu terjadi padaku, cuma karena iseng aku ambil hape kemudian jeprat-jepret di daerah terlarang, padahal aku dengan sangat jelas baca aturan no pic, no hat, sama no sunglasses. Terang aja aku di dekati petugas, dan reflect aja aku bilang ‘I’ll delete these pictures’. Rasanya seperti melakukan dosa besar and yes, I’m not a good traveler. Jadi jangan ditiru tindakan yang satu ini ya, selain malu-maluin diri sendiri juga malu-maluin Indonesia. Ada nilai lebih dari sekedar foto jika kita bisa menahan keinginan untuk melanggar aturan itu. Belajar toleransi. Saat itu memang Wat Phra Kaew sedang digunakan untuk beribadah umat Buddha, bagi kami yang tidak ingin beribadah dipersilakan untuk melihat tanpa menganggu. Jadi, tolong jangan dicontoh ya~~ aku aja kapok dan janji nggak akan ngulangin lagi!! Dimana pun!!

Butuh waktu kurang lebih 4 jam sampai kami puas keliling Grand Palace dan itu pun sepertinya belum muter sampai detail-detailnya. Jam 2 lebih kami meluncur ke Wat Pho. Dari Grand Palace menuju Wat Pho cukup jalan kaki aja. Rutenya, dari gerbang utama Grand Palace jalan ke arah dermaga N9 nanti di depan dermaga belok kiri, jalan aja terus nggak sampe 15 menit udah kelihatan kok Wat Phonya.

Sebelumnya kami sempatkan mampir ke Sevel depan Grand Palace untuk membeli makan siang. Awalnya kami bingung mencari yang halal disitu sampai kemudian ada seorang pria berseragam menunjuk sesuatu. Oh, rupanya ia memberitahu kami keberadaan burger yang halal. Nggak pikir lama, kami beli dan makan siang dengan itu. Thanks to him karena untuk selanjutnya kalau kepepet kami selalu mencari burger serupa di Sevel.

Di Wat Pho, apalagi yang mau dilihat selain Reclining Buddhanya. Jadi memang, yang kami lakukan di sini hanya masuk ke kuil yang yang ada Reclining Buddhanya, sebentar lihat sekeliling kuil terus udah. Hehe. Bentuk kuilnya mirip-mirip dengan yang Grand Palace tadi. Masuk ke Wat Pho cukup membayar 100 baht untuk tiket dan air mineral gratis.
Foto standar di Wat Pho. Best spot, jadi harus antri kalo mau foto di sini.
Ada yang unik di kuil ini. Jadi setelah kita menyelesaikan rute mengelilingi Reclining Buddha, ada semacam counter yang jual koin, nanti koin itu dimasukkan ke dalam mangkuk-mangkuk yang berjejer tanpa dihitung jumlahnya. Entah apa maksudnya, aku sih nggak mencobanya. Hehe.
Mangkok dan koin. Ada yang tau artinya?
Nggak sampai satu jam kami keluar dari Wat Pho untuk menuju ke Wat Arun. Dari Wat Pho cukup jalan ke dermaga N8 karena disitu ada boat khusus menyeberang ke Wat Arun. Di perjalanan menuju dermaga kami berhenti di sebuah kios oleh-oleh untuk beli fridge magnet. Dengan kemampuan menawar yang buruk, kami mendapat harga 40 baht untuk tiap buahnya. Di dekat situ ternyata ada penjual Banana Pancake berjilbab dan kios makanan halal, tapi karena kami sudah makan burger Sevel jadi ya lewat aja~~
Banana pancakenya menggoda~~
Ada yang menarik dikit, pasti mampirnya.
Untuk naik boat menyebrang ke Wat Arun, cukup membayar 3 baht aja, dan menunggu di dermaga yang berbeda dengan dermaga untuk boat umum. Masuk ke halaman Wat Arun kami bertemu rombongan keluarga dari Banjarmasin, mereka perempuan semua baru tiba tadi pagi di Bangkok. Karena Wat Arun sedang renovasi (sedang dicat ulang tampaknya) kami urung untuk masuk, demikian pula keluarga Banjar. Akhirnya kami hanya duduk-duduk aja di halaman Wat Arun. Catatan: untuk masuk ke Wat Arun harus membayar tiket seharga 50 baht. Karena sudah masuk waktu Ashar dan memang tadi belum sholat Dhuhur. Tikpo, Mba Anis dan Hesty bersama si Ibu keluarga Banjar mencari prayer room di sekitar situ, aku yang lagi nggak sholat bertugas jaga bawaan mereka. Ternyata, nggak ada prayer room di sana sampai akhirnya mereka mohon izin penjaga untuk bisa sholat di salah satu pojok halaman. Iya dong, dimanapun bagaimanapun sholat harus tetep dijalankan!
Boat nyeberang ke Wat Arun
Wat Arun was under renovation that time, jadilah kami urung masuk :)
Sedikit chit-chat dengan keluarga Banjar akhirnya membuat mereka ingin mengikuti kami ke Asiatique karena malamnya mereka juga ingin ke Khaosan Road. Jam 5 kami menyeberang kembali ke N8 lalu naik orange flag boat menuju Satorn Pier untuk naik free shuttle ke Asiatique. Jadi Asiatique menyediakan boat khusus dan gratis buat turis yang ingin mengunjungi Asiatique dan free shuttle ini kabarnya baru mulai beroperasi pukul 5 pm dan berakhir sampai jam 12 malem tiap harinya.

Asiatique tampaknya baru ada sekitar tahun 2012. Jadi tempat ini masih tergolong baru di Bangkok. Konsep Asiatique menurutku adalah pusat perbelanjaan yang dikemas seperti pasar malem modern. Jadi ya sebenernya, Asiatique adalah alternatif lain wisata belanja di Bangkok. Tapi yang emang nggak niat belanja macam diriku, menikmati suasana Asiatique aja udah jadi hal yang menarik kok. Selain belanja, ada beberapa atraksi yang ada di sini, diantaranya pertunjukan cabaret Calypso yang mungkin sudah familiar, ada pula ferris wheel yang tentu saja dengan biaya extra untuk menikmatinya. Kalau tujuan utama kami kesini ya cari makan. Haha. Kabarnya di dekat gerbang Asiatique ada resto halal bernama ‘Sophia’, tapi sayangnya kami sudah cari sana sini, keliling sana sini, tanya sana sini, bahkan di peta, nggak ada tuh resto Sophia. Akhinya kami cari aja resto halal lain dan yang ada cuma kebab. Karena agak males makan kebab, kami putuskan untuk makan KFC aja, adanya diujung paling belakang Asiatique. Jauh-jauh ke Asiatique ujung-ujungnya KFC juga~~
Pasar Malem Modern
Selesai urusan makan malam, niatnya kami langsung cabut ngejar orange flag boat balik ke hotel karena katanya cuma sampe jam 7. Tapi dasar yaaa~~ perempuan, liat benda unik dan murah dikit nggak bisa kalo nggak berhenti, nggak bisa kalau nggak beli. Jadi kami nemu kios yang jual barang-barang yang cocok buat oleh-oleh sahabat macam dompet-dompet kecil corak gajah, murah banget!! Dan kebetulan lagi, si abang penjual bisa bahasa Indonesia!! Hoho Indonesia belanja dimana-mana rupanya~~
Harga murah dan yang jual bisa bahasa Indonesia.
Tao Kae Noi sama Pockynya lumayan lengkap disini.
Kertas-Kertas-Kertas. Semuanya kertas.
Nggak lama jalan lagi, kami nemu toko yang jual makanan unik yang dijual grosir, mau nggak mau ya berhenti lagi~~ hoho. Mungkin keluarga Banjar bete kali ya ngikutin kita. Disitu aku dan yang lain beli Tao Kae Noi dan Mba Anis beli pocky greentea. Tenang, semuanya berlogo halal Thailand.

Akhirnya jam 7 lebih kami baru sampai ke dermaga tempat nunggu free shuttle balik ke Satorn Pier. Tapi ya gitu, liat langit pas bagus warnanya ditambah lampu-lampu Asiatique disempetin foto-foto dulu dong~~
Langitnya bagus!!
Mungkin jam 7.30 kami baru benar-benar meninggalkan Asiatique dan ketinggalan orange flag boat adalah kepastian. Bener aja, pas sampe di Satorn Pier dan nanya orange flag boat ke N13 masih ada atau nggak, petugasnya bilang udah nggak ada dan kami disuruh naik yellow flag boat dan turun di N12 karena nggak berhenti di N13. Baiklah kami ambil resiko aja, kalau pun N12 jauh dari Rambuthri Soi toh kita masih bisa naik taxi lagian kami masih ingin naik boat karena ingin lihat Wat Arun yang katanya bagus pas malem ~~
Wat Arun memang lebih cantik pas malem
Ngomong-ngomong soal boat, ada cerita di boat tadi siang yang nunjukin bahwa lagi-lagi Biksu bener-bener dihormati di negara yang mayoritas beragama Budha. Waktu naik boat untuk nyeberang dari Wat Arun ke N8, aku dan yang lain dan beberapa orang yang menurutku sudah sepuh duduk di bangku~~ sampai kemudian ada 3 Biksu naik dan masih muda. Orang sepuh tadi reflex berdiri dan kasih bangkunya untuk Biksu-biksu tadi, Si Biksu sempat nolak tapi dipaksa sama si sepuh. Dan ternyata lagi, Biksu yang bener-bener Biksu akan menjaga dirinya dari bersentuhan dengan lawan jenis (perempuan). Ini aku perhatiin saat naik boat dari N8 ke Satorn Pier, waktu itu jam pulang kerja sepertinya jadi boat agak berdesak-desakan. Waktu aku naik, ada Biksu yang berdiri di pojok boat dan berusaha mati-matian agar dirinya tidak menyentuh perempuan ditengah desakan itu. Salute!

Boat bendera kuning tarifnya 20 baht untuk sekali jalan ya, sedikit lebih mahal dari yang orange. Waktu itu aku duduk di sebelah Key, wanita Thailand yang aku ajak ngobrol saat itu. Aku iseng aja nanya-nanya soal nama bangunan di sepanjang perjalanan. Dan dia sangat welcome loh, makanya aku nggak sungkan nanya rute dari N12 ke hostel dengan nunjukin peta hostel yang aku bawa. Ternyata dia juga turun di N12 dan jelasin arah dari situ ke hotel, dia bilang dari N12 kami harus nyeberang dulu lewat jembatan lalu jalan ke arah N13 dan ikutin jalan ke hostel seperti tadi pagi katanya kalau terasa kejauhan lebih baik naik taksi~~ Ok. Terimakasih Key!

Ini nih yang namanya beruntung. Dengan turun di N12 yang mengharuskan kami menyeberang jembatan, kami malah nemu Night View Chao Phraya River yang super keren~~ dan lagi, jarak N12 ke hostel ternyata nggak jauh kok.
a Hello from Chao Phraya River!!
Akhirnya setelah menunjukkan jalan ke Khaosan Road dari ujung Soi Rambuthri, kami pun berpisah dengan keluarga Banjar dan berharap besok bisa ketemu lagi karena kami sama-sama berencana ke Madame Tussauds besok~~

Pengeluaran Hari Ke-4

Kegiatan
Biaya
Rupiah
Tiket Grand Palace
500 baht
200500
Tiket Wat Pho
100 baht
40100
Boat
36 baht
14436
Lunch Sevel
55 baht
22055
Jajan di jalan
20 baht
8020
2 fridge magnet di Wat Pho
80 baht
32080
2 fridge magnet di Asiatique
50 baht
20050
Tao Kae Noi di Asiatique
107 baht
42907
Dinner KFC
97 baht
38897
Total

Rp419045


No comments:

Post a Comment