Wednesday 8 March 2017

Dilarang Meng-underrated-kan Destinasi (Part 1)

Hola-halo. It's been over five months since the last post ya. Dan travelmilesku sejak saat itu adalaaaahhh. Durumm-duruuummm. kesini dan kesana. Hoho. Alhamdulillah. Sepanjang dua bulan ini aku diberi kesempatan city hopping lagi. Malaysia dan Jepang lagi dong. Lalu sepanjang dua bulan itu pula aku sudah terlanjur meng-underrated-kan dua destinasi. Duh!
Squad Lengkap

Seperti biasa untuk menyusun itinerary, aku pasti googling dan blogwalking. Dan tersebutlah must visit places when you're in bla-bla-bla untuk kemudian aku check di instagram. Hoho. Dari situlah aku menilai ah tempat ini keren, eh yang ini biasa aja, duh yang itu super, gitu-gitu deh. Tapi nyatanya penentuan destinasi traveling bukan cuma soal keren atau nggaknya suatu tempat sih. Kadang ada tempat yang biasa aja tapi katanya belum ke kota A kalo belum ke tempat ini, kan bikin penasaran ya jadi ya ujung-ujungnya datengin juga. Terus bisa juga karena partner traveling yang ingin kesana, jadi yaudah deh.

Nah, itulah yang terjadi ketika kali pertama aku ke Dieng pekan lalu. Berhubung judulnya family trip yang artinya bareng Bapak Ibu berarti harus pilih-pilih tempat yang memungkinkan untuk mereka (read: yang nggak perlu nanjak). Karena itulah kami memilih Kawah Sikidang sebagai salah satu destinasi. Memang Kawah Sikidang is one of the must visit places in Dieng, tapi nyatanya Instagram dan adikku yang pernah ke sana bilang, Kawah Sikidang biasa aja. Eh!

Pada akhirnya, kami tetap membelokkan mobil kami ke parkir wisata Kawah Sikidang, dengan membayar Rp7500/orang sebagai tiket masuk. Kami menjejak pasar serba khas Dieng terlebih dahulu sebelum sampai Kawah Sikidangnya. Detik itu juga aku speechless. Instagram bohong. Adikku amnesia. Kawah Sikidang bagus kok. Tampaknya tempat ini sudah merapikan diri, dan orang-orang yang posting di Instagram kurang bisa mengambil spot-spot terbaiknya. Yah, walaupun aku sendiri nggak bisa dapet foto bagus, tepi beneran deh Kawah Sikidang jauh lebih bagus aslinya.


Bagiku, Kawah Sikidang termasuk bersih untuk ukuran tempat wisata Indonesia. Kawah Sikidang dipenuhi ornamen hiasan buatan pribadi warga (meskipun tujuannya untuk spot foto berbayar seikhlasnya), menurutku itu nggak merusak kok, justru bikin cantik. 
Pandangan Pertama :)
from the top
Yang asik adalah tanah-tanah di sekeliling kawah utama masih menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Seru aja menjejak tanah lumpur berasap. Walaupun bau belerang cukup menyengat, nyatanya kami betah berlama-lama. Ah pokoknya, jangan percaya gambar kurang cantiknya Kawah Sikidang di instagram deh.
souvenir stalls along the way to main crater~~
Telur rebus kawah
Nah, jika enggan lewat lumpur berasap yang meletup-letup, bisa juga melipir sepanjang jalan yang penuh kios-kios oleh-oleh yang rata-rata jualannya manisan carica khas Dieng. Di tengah jalan itu, coba tengok ke kiri deh ada Ibu penjual telur yang direbus langsung di kawah. Kalau iseng, bolehlah dicoba.
The main crater and me
Dikelilingi dataran berlumpur yang masih aktif, Kawah Sikidang punya satu kawah utama. Yang paling besar dan paling aktif sehingga asap mengepul paling tebal di sana. Kawah ini diberi pagar pembatas karena berbahaya jika mendekat, akan tetapi aktivitas vulkanik dimana air meletup-letup masih bisa diamati dari luar pagar pembatas kok. Yang unik dari kawah ini adalah katanya kolam kawah dapat berpindah atau lompat dalam satu kawasan luas seperti kijang. Unik kan? Nggak nyesel kesana!

Ceritaku tentang meng-underrated-kan destinasi dilanjut postingan selanjutnya aja yaaa. Pokoknya mah, Jangan terlalu percaya instagram, karena pada dasarnya setiap tempat itu cantik. Tergantung cara kita mengapresiasinya aja, dan lagi kadang-kadang the people who we travel with jauh lebih penting daripada destinasi itu sendiri :)

No comments:

Post a Comment