Tuesday 1 December 2015

Le Grand Voyage (Persiapan)

Sudah Desember!! dan aku belum juga bisa move on dari Desemberku tahun lalu. Akhir dan awal tahun yang inginnya repeatable setiap tahun. Huhu. Alhamdulillah, Tahun 2015 mungkin jadi tahun terbaikku selama ini, bayangkan saja hal pertama yang aku lakukan saat detik pergantian tahun 2015 adalah menempuh perjalanan darat dengan bis sambil mendaras kalimat Talbiyah dan berihram! Yap detik itu aku lewati saat perjalanan umrohku dari Madinah ke Mekkah! Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan? Feel haru tersebut terulang dua hari kemudian, On my 24th birthday pada 3 Januari 2015, hal yang pertama aku lakukan di usia baru pun, berumroh! Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan? Syukur yang nggak berhenti bikin aku selalu ingin menjejak tanah Haram lagi. Sampai detik ini aku selalu kangen trip yang aku juluki ala-ala film Prancis 'Le Grand Voyage'.


Perjalanan itu menjadi yang pertama buatku dan seperti kebanyakan orang, pasti bingung apa aja yang harus disiapkan. Karena waktu itu aku berangkat sendiri, tanpa keluarga maupun teman, jadi ya segala persiapan aku lakukan sendiri. Umroh ini 'agak beda' dari perjalanan biasa layaknya kegiatan traveling yang pernah aku lakukan, it means buat perempuan 'sulit' untuk berangkat tanpa mahram dan berbagai persyaratan visa yang ribet, maka trip ini menjadi trip pertamaku yang tidak aku koordinir sendiri alias ikut rombongan travel. Jadilah fokusku pada trip kali ini bukan soal itinerary, akomodasi, dan transportasi melainkan persiapan lahir dan batin! Berikut segala bentuk persiapan yang aku lakukan sebelum dan saat berangkat umroh.

1. Pilih agen travel dan daftar, ini gampang-gampang sulit ya. belakangan agen travel umroh menjamur di Indonesia. Review pun menurutku relatif, ada yg puas dengan satu agen adapula yang yang kurang puas dengan agen yang sama. Menurutku umroh adalah perjalanan hati, bukan soal travel bintang berapa yang kita pakai, bukan soal rupiah yang kita keluarkan. InsyaAllah kalau niat kita baik, di perjalanan akan baik kok. Jadi tak perlu bingung pilah-pilih agen travel, sesuaikan budget, baca-baca review, mantap, pilih! Aku sendiri sempat check beberapa agen travel sudah mantap dengan yang satu (yang murah, karena memang lagi-lagi aku 'travel in low budget') tapi pada akhirnya ikut gabung di travel yang pernah keluarga pakai. Hihi.

2. Siapkan dokumen jauh-jauh hari. Ini penting, karena dokumen untuk keberangkatan umroh agak-agak berebutan bikinnya. Memang sih, visa dan surat mahram (buat perempuan dibawah 60 tahun dan berangkat sendiri seperti aku) akan diurus pihak travel, tapi ada beberapa yang disiapkan sendiri.

  • Paspor, namanya keluar negeri pasti butuh ini. Bikin paspor sekarang katanya lebih mudah ya, cukup online lalu bayar via atm atau teller BNI, tinggal dateng ke Kantor Imigrasi di tanggal yang udah di pilih deh. Makanya selagi masih muda dan mampu, usahain urus sendiri tanpa calo deh, lebih greget! Catatan: untuk umroh, nama di paspor harus 3 kata. Kalau yang masih dua, bisa urus di Kanim secara gratis.
  • Buku Kuning Vaksin Meningitis, ini merupakan syarat wajib buat masuk negara Arab Saudi tujuannya make sure kita nggak akan tertular virus meningitis yang biasanya dibawa jamaah dari Afrika sana. Buku kuning ini bisa didapet di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) atau Bandara seperti aku yang membuat di KKP Halim Perdana Kusuma. Bikinnya mudah, antrinya yang nggak nahan. Waktu itu aku harus berangkat habis Subuh naik motor dari rumah di Cimanggis, sampai sana jam 6 dan dapat no antrian 188. Wadezig kan? Mereka yang datang lebih dulu ternyata berangkat jam 3 dari rumah!! Syarat pembuatannya pun simple, cukup fotokopi paspor, foto 4x6 1 lembar, dan biaya vaksin. Waktu itu aku ditawari 2 jenis vaksin, yaitu meningitis dan influenza, setelah aku konfirm ke pihak travel yang wajib hanya meningitis saja, jadilah aku cuma suntik meningitis tanpa influenza dengan biaya 300rb. Hehe.
    Buku kuning yang berlaku dua tahun.
    • Visa dan Surat Mahram, dua dokumen ini serahkan saja pada pihak travel, biasanya sudah include biaya umroh yang telah kita bayarkan. Jadi, kita tinggal menyerahkan paspor dan foto dengan background putih aja ke agennya. Untuk jamaah perempuan yang berangkat sendiri seperti aku, akan 'dimahramkan' dengan jamaah laki-laki yang dari usia bisa pura-pura jadi ayah kita.
    3. Siapkan Batin. Sudah disinggung sebelumnya bahwa umroh adalah perjalanan hati, maka persiapan batin menjadi hal yang paling penting. Meskipun sebelum berangkat kita kan melakukan manasik umroh terlebih dahulu, aku pikir masih belum cukup. Hanya 9 hari di Tanah Suci, inginnya pasti beribadah sebanyak-banyaknya. Makanya penting untuk fahami betul amalan-amalan wajib dan sunah untuk diaplikasikan. Jadi misalnya, seperti aku yang belum pernah sama sekali sholat tasbih, maka aku pelajari caranya dan aku aplikasikan di sana. Yah, amalan-amalan seperti itu seharusnya rutin kita lakukan di keseharian, tapi nggak ada salahnya umroh kita jadikan momentum perubahan kita ke arah yang lebih baik kan? Selain amalan-amalan wajib dan sunnah, hal penting yang harus kita paham betul adalah rukun umroh dan larangan-larang ihram. Pokonya hal-hal berkaitan dengan kesiapan batin, wajib diprepare maksimal, jangan sampe kesempatan yang hanya 9 hari terbuang percuma.

    4. Siapkan Fisik. Batin siap kalau nggak sehat sama aja bohong. Liat aja, rukun umroh (Tawaf dan Sa'i) itu banyak jalannya loh belum lagi kalau penginapan jauh dari masjid, jadi kalau bisa beberapa minggu sebelum berangkat coba lari-lari kecil buat latihan. Jaga kesehatan juga, karena meskipun suhu di Arab kalau berangkat bulan Desember-Januari nggak beda jauh dengan Indonesia, tetep aja udara di sana kering, bahkan aku sempat drop saat balik ke Indonesia. Hehe

    5. Perlengkapan yang Dibawa. Berhubung kali ini aku berangkat sendiri, maka setiap detil harus aku siapkan sendiri. Nggak ada tuh acara share-share bawaan yang biasanya aku lakukan kalo ngetrip bareng Tikpo. Hehe. Pada dasarnya, yang aku bawa saat umroh sama persis seperti yang aku bawa kalau traveling 9 hari, dengan beberapa catatan tambahan seperti di bawah ini tentunya,
    • Pakaian Ihram. Kalau jamaah laki-laki cukup jelas ya, pakaian ihramnya selembar kain putih yang biasanya dikasih oleh travel. Nah, kalau perempuan sebenernya nggak ada keharusan, boleh rok, boleh celana asal nggak ketat, boleh gamis, boleh warna apa aja asal nggak mencolok. Tapi rasanya seperti sudah jadi trademarknya jamaah asal Indonesia yang berihram putih, maka warna itulah yang disarankan oleh travel. Jadilah aku berburu baju putih waktu itu. Mudah didapet kok, asal longgar dan nggak transparan juga udah cukup. Bawa dua untuk dua kali umroh ya, kalau mau nyuci sih bawa satu cukup :)
    • Mukena nggak perlu tapi sajadah perlu. Di Arab sana, sholat pakai mukena sangat tidak lazim, jadi kalau ada yang pakai mukena pas sholat, itu pasti jamaah Indonesia atau Malaysia. Hihi. Jadi selama perjalanan itu, mukena hanya aku pakai saat sholat di bandara saja. Kalau sajadah, sangat perlu kalau-kalau masjid sudah penuh dan dapet tempat sholat di jalanan (pengalaman :p). Kalau males bawa, bisa beli disana kok.
    • No celana jeans. Biasanya celana jeans jadi yang pertama aku bawa saat traveling, bawa 2 dengan 1 dipakai dan 1 lagi dimasukkan tas untuk 9 hari sangat cukup! Tapi, pakai celana jeans di Arab tentu saja tabu. Maka jenis pakaian yang aku bawa kemarin kalau nggak gamis, pasangan rok atas bawah, dan celana kulot!
    • Jilbab Panjang. Karena di sana sholat nggak lazim pake mukena, maka pakaian keseharian harus cukup syar'i untuk dipakai sholat, termasuk memakai jilbab panjang ya. Bisa ditambah manset tangan yang pendek untuk menutup punggung tangan. 
    • Pelembab wajah dan bibir. Penting karena meskipun suhu disana normal-normal saja, udaranya tetep kering. Aku sempet males pakai pelembabnya, jadi ya muka dan bibir kering semua.
    • Disposable pants. Terilhami dari tulisan salah satu blogger, barang ini jadi barang wajib untuk trip kemana pun. Nggak menuh-menuhin koper, habis pakai langsung buang. Bisa dibeli di supermarket macam Giant atau Hypermart, kalau beruntung ada juga di minimarket meskipun kadang harganya lebih mahal.
    • Universal Adaptor, perlu diingat bahwa Arab Saudi menggunakan colokan listrik 3 pin, kalau beruntung hotel yang kita tempati mungkin sudah menyiapkan colokan 2 seperti yang dipakai di Indonesia karena memang jamaah Indonesia ada dimana-mana saat musim umroh, hal ini aku temukan di hotel Madinah. Tapi tidak di hotel Mekkah, nggak tersedia tuh colokan 2 pinnya, makanya lebih baik bawa universal adaptor untuk jaga-jaga.
    • Kacamata Hitam. Karena dari travel ada agenda ke beberapa tempat bersejarah jaman nabi yang artinya kita harus berjibaku dengan panas karena tempat yang dikunjungi kebanyakan gunung-gunung batu, kacamata hitam jadi super penting. Aku yang sudah berkacamata aja sampe rela lepasin kacamata minus demi menahan silaunya matahari, yaah meskipun pandanganku akhirnya kabur-kabur juga, paling nggak kan nggak silau.
      Silauuuuuu~~~
    • Primolut N. Aku baru sadar sebulan sebelum berangkat bahwa tanggal berangkatku bertepatan dengan jadwal haidku. Sayang kan kalau udah jauh-jauh eh pas disana ternyata haid dan nggak bisa ibadah. Sempet khawatir untungnya dapet solusi setelah blogwalking dan menemukan Primolut N, baiknya sih memang konsul dulu ke dokter untuk dikasih obat yang sesuai, tapi waktu itu agak males dan Lillahita'ala aja percaya sama Primolut N. Bisa dibeli di Apotik K24 dengan cara minum yang agak ribet, dua kali sehari dengan selang waktu yang sama. Karena harus udah diminum dua minggu sebelum berangkat, di Indonesia aku minum setiap jam 1 malam dan siang jadi saat di Arab aku minum jam 9 malam dan pagi, ngepasin waktu makan disana. Haha. It works loh! Aku nggak haid selama disana dan dihari terakhir saat mau pulang saat berhenti minum, baru deh keluar. Hihi. (Inget! konsul dulu ke dokter lebih baik ya)
      Primolut N, obat ajaib!
    • Kartu Tanda Pengenal. Bukan KTP ya! Jadi, saat disana paspor kita kan ditarik pihak travel, sebagai gantinya, kita diberi semacam kartu tanda pengenal yang harus digantungkan di leher kemana pun kita pergi. Tujuannya, supaya orang tahu bahwa kita jamaah umroh dan kalo nyasar-nyasar bisa hubungin no hape muthowif (pembimbing umroh) kita yang tercantum di kartu.

    Kebutuhan tiap orang bisa berbeda, tapi seenggaknya itu persiapan yang aku lakukan sebelum my 'Le Grand Voyage' beserta printilan tambahan yang menurutku wajib dibawa. Di postingan selanjutnya, InsyaAllah aku akan coba share perjalananku berdasarkan kota ya! Yap, Jeddah, Madinah, dan Mekkah~~ kota-kota yang aku ingin kunjungi lagi dan lagi :)
    Semoga kunjungan selanjutnya bisa sama keluarga!! Aamiin :)

    No comments:

    Post a Comment