Saturday 25 August 2018

Winter Trip Hokkaido (Day 2)

Kamis, 8 Februari 2018 (Biei)

Seingatku, kami keluar pagi-pagi sekali hari itu untuk mengejar bus pertama ke Biei. Berdasarkan penyelidikanku semalam, ada bus dari halte terdekat ke Sapporo Bus Terminal. Alhamdulillah, nggak perlu naik taksi lagi. Alhamdulillah juga halte busnya deket konbini jadi bisa mampir bentar buat beli sarapan ala kadarnya. Bus dari apato ke Sapporo Bus Terminalnya dicover bus pass ajaib juga, asik kaann??
Japanese Snowmen
Ngomong-ngomong nggak ada bus langsung dari Sapporo ke Biei yaaa. Kudu naik bus ke Asahikawa dulu. Maapkan diriku yang lupa banget harus nunggu di platform berapa untuk bus ke Asahikawanya (Platform 1 untuk Otaru, Platform 3 untuk Asahikawa kalau ndak salah) Wohohoohoo, tenang petunjuk di sana cukup jelas kok. Asal kalau salah platform jangan asal nyebrang ya, harus perhatikan betul jalan mana yang dibolehin untuk lewat dan mana yang nggak boleh.
Asahikawa Bus Terminal
Penumpang yang mau ke Asahikawa pagi itu lumayan banyak, sepertinya mau pada Asahikawa Winter Festivalan. Hoho. Hari itu kami skip dulu karena harus lanjut naik bus ke Biei. Perjalanan Sapporo-Asahikawa memerlukan waktu sekitar 3 jam, sampai di terminal Asahikawa sebetulnya kami bisa langsung nunggu bus ke Biei di situ juga, tapi karena masih bingung keberadaan haltenya, kami memilih ke halte no 8 yang deket JR Asahikawa Station saja. Lumayan lama nunggu busnya karena memang busnya jarang betul, bus untuk ke Biei cuma ada 1 ya, Dohoku Bus No. 39.

View perjalanan ke Biei benar-benar memanjakan mata. Jalanan sepiiiii, dataran luas yang ketutup salju di kanan kiri. Winter Wonderland!!! Kami naik ke bus cukup dengan menunjukkan pass saja, diriku agak kaget waktu merhatiin kebanyakan penumpang yang naik turun sudah sudah sepuh, dan uniknya lagi mereka juga punya semacam pass yang sepertinya diperuntukkan untuk orang-orang tua Jepang. Kagum. Masuk ke kota Bieinya aku langsung naksir sama kotanya. Cantik. European style. Lampu-lampu jalanannya bikin semakin cantik. I've to come here again one day! Ada beberapa tourist spot di Biei, yang paling famous tentu saja Blue Pond. Sayangnya, Blue Pond kurang oke saat winter, kolam air yang seharusnya biru membeku saat winter, jadi nggak akan keliatan biru-birunya sama sekali.
Obaasan :)
View along the way (1)
View along the way (2)

View along the way (3)
View Biei City yang bikin pengen balik lagi, the city looks so beautiful.
Nah, selain Blue Pond, yang juga famous di Biei adalah Shirahige Waterfall. Kami tahu tempat ini gegara Tikpo nonton Battle Trip. Wkwkwkkw. Untuk ke Shirahige Waterfall kita perlu turun di halte Shirogane Onsen, halte setelah Blue Pond. Dari halte, tinggal jalan kepleset sampe aja untuk ke Waterfallnya.

Kalau ndak salah ingat, waktu itu kami tiba di halte Shirogane Onsen sebelum jam 1 siang, perjalanan yang panjang membuatku kebelet dan buru-buru cari toilet setelah turun bus. Ngomong-ngomong, halten bus dan sekitarnya sepi betul hanya ada beberapa orang yang turun dari bus yang sama dengan kami saat itu. Cukup mudah mencari simbol toilet, seketika lega, tapiiii, begitu cek ternyata toiletnya tutup, salju menggunung di pintu masuknya. Bingung, kami bertanya ke souvenir shop deket situ dan mengarahkan kami ke hotel seberang untuk 'pinjam' toiletnya, Alhamdulillah bisa.

Lega, kami segera berjalan menuju Shirahige Waterfall, seperti yang sudah dibilang tadi, jalannya kepleset sampe aja. Begitu sampe langsung deh tercengang sama view yang memang ajaib dari sananya! air terjun dan sngai yang biru, kontras banget sama salju yang putih. Can not be explained by words deh. Biar gambar berbicara ya (even though my photography skill is poor, but the pics still seem good!).

Shirahige (1)

Shirahige (2)

Shiragihe (3)
Jadi, view amazing dari Shirahige Waterfall dapat dilihat dari jembatan gitu, dan di ujung jembatan ada semacam undakan tangga-tangga yang entah ujungnya kemana, i don't think ada semacam view point di atas sana karena hampir semua jalur ketutup, dan kami memang nggak coba naik. I was frozen that time, salju turun berhenti turun berhenti, antara pengen cepet udahan karena dingin banget sama nggak rela mata udahan liat view yang MasyaAllah ini. Nampaknya kami cukup lama di sana, banyak rombongan bergiliran datang dan pergi, kebanyakan dari mereka rombongan tour dengan bus-bus besar dan van sewaan.

Setelah puas, dan masih kedinginan. Kami melipir ke souvenir shop yang pertama tadi. Oiya, bus pulang ke Asahikawa baru ada lagi jam 16.41, kebayang kan kita nunggu berapa lama? Haha. It was unforgettable moment sih, nunggu berjam-jam tanpa ada tempat yang benar-benar nyaman. Pemilik souvenir shop itu sepasan obaasan dan ojiisan yang juga jual udon dan soba (ramen lupa ada atau nggak), sorry it's not halal certified, we chose non pork menu then, Bismillah.
Souvenir shop yang juga jual udon.
A bowl of udon plus a glass of ocha, perfect partners to enjoy snowfall view outside the window. Obaasan yang baik hati bahkan mempersilakan pojok kedainyanya untuk kita sholat. Sepanjang kami menikmati makan siang hari itu, salju turun deras menemani. Nggak heran kalau tiba-tiba kedai penuh pengunjung, beberapa sama dengan kami, menunggu bus, beberapa lagi entah dari mana dan mau kemana.

Usai berlama-lama di sana, memutuskan ke hotel di seberang untuk 'pinjam' toilet lagi. Sayangnya nggak boleh dong, oleh petugas hotelnya kami di arahkan ke tourist information center di dekat situ (yang kami baru sadar keberadaannya, karena sepertinya saat kami baru datang tadi belum buka). Aku nggak ingat ada petugas yang berjaga di dalam situ, karena tempatnya penuh betul dan rata-rata mengantri toilet. Aku yang nggak ingin ke toilet akhirnya lihat-lihat saja apa yang ada di tourist info, mostly isinya hasil potret beberapa tempat wisata di Hokkaido oleh tourists atau locals, ada beberapa catatan juga yang sayangnya dalam Nihon Go yan aku tak paham maksudnya.

Tempat koleksinya nggak luas, hanya satu ruangan kecil saja. Sedikit waktu yang dibutuhkan untuk sekedar lihat-lihat sambil lalu, sampai akhirnya Tikpo dan Hesty kembali dan bilang toiletnya kurang bersih. Mereka berdua memutuskan ke hotel, iseng-iseng mau intip souvenir shop di hotel itu, sedang aku masih kepo karena liat di map ada kuil kecil di dekat sungai.

Aku jalan sendirian menjauhi hotel, melewati jembatan (bukan jembatan shirahige waterfall tadi), berharap kuilnya nggak jauh dari situ. Salju yang awalnya turun sedikit sedikit lama-lama deres banget, aku juga sudah cukup jauh dari hotel. Akhirnya aku menyerah setelah betisku tenggelam akibat salju menumpuk sepanjang jalan, aku memutuskan kembali ke hotel tanpa pernah menemui kuil yang dituju. Wkwkwk. It was not a useless decision btw, it was fun rained by hard snowfall along the way back to hotel. Ngomong-ngomong, Shirogane Onsen nampaknya bukan satu-satunya onsen di area itu, ada beberapa yang lain dan berjejeran di sepanjang jalan yang aku lalui dalam perjalanan mencari kuil. Aku sendiri tidak ada keinginan mencoba onsen di Jepang, tidak sampai diperbolehkan pakai baju pas onsenan. Hehe. Sesuatu yang nggak mungkin terjadi sepertinya dan buat sewa privat onsen juga belum cukup budget juga.

Aku tiba di depan hotel dengan tubuh bertabur salju. Perlu beberapa menit untuk membersihkan salju yang menempel dimana-mana. Setelah agak bersih aku izin petugas hotel bilang mau ke souvenir shopnya, modus biar boleh menunggu di lobi hotel. Hehe. Tikpo dan Hesty udah asik di sana. Aku sempet liat-liat sebentar koleksi souvenirnya, nggak tertarik. Akhirnya memilih beli yogurt aja. By the way, Hokkaido terkenal sama dairy productnya, beberapa kali beli susu dan yogurt di sana enak betul :) Oiya, souvenirnya aku sempet beli di souvenir shop Obaasan penjual udon tadi, beli gantungan kunci atau fridge magnet bentuk blue pond gitu (dan pas nulis ini aku baru inget, dan lupa ditaruh mana! hikshiks)
Yap, halte busnya ketimbun saljuuuu :)
Ada satu jam kayaknya deh kami nunggu bus di lobi hotel. Nekatnya, diem-diem Tikpo menyelinap ke toilet hotel, dan berhasil, maafkan ya dia sudah nggak tahan dan perjalanan ke Asahikawa masih jauuuhhh. Bus datang tepat 16.41, drivernya sama dengan pas berangkat. Aku jadi inget P98A, pak sopirnya itu-itu aja. Menjalani rute kebalikan dari tadi pagi, kami tiba di Sapporo Station malam betul, tanpa pikir panjang kami memilih taksi untuk kembali ke apato :)

4 comments:

  1. setiap kali aku baca dan melihat postingan ttg jepang, nth napa yaaa, perasaan lgs kangeeeeeen banget. pgn segera balik lagi :(. thn depan semoga bnr2 bisa kesana bareng anak2 lagi. hokkaido aku blm pernah soalnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin mba. Semoga aku juga. Penasaran summer Hokkaido, sama Nagasaki, eh Aomori juga, banyak sih yang masih beloman. Hehe.

      Delete