Monday 18 December 2017

Tateyama Kurobe Alpine Route, My Very First Snow

2017 almost ends, winter is coming. Adalah saat instagram mulai diisi gambar-gambar cantik berhias salju-salju tebal. Sayangnya di Indonesia nggak bisa lihat salju dengan mudah. Cara terbaik buat kaum tropis untuk saljuan adalah melancong pergi ke negara empat musim, dan aku memilih Jepang. Winter di Jepang biasanya bulan Desember hingga Februari. Bulan-bulan segitu kita dapat dengan mudah menemukan tumpukan salju di beberapa kota di Jepang meskipun jumlahnya nggak selalu massive.
The Japan Alps
Lalu jika sudah terlanjur beli tiket pertengahan tahun ke Jepang apakah masih bisa main salju? The answer is yes. Kali pertama aku liat salju juga bulan Mei yang notabene sudah late spring di Jepang.

Late spring 2015 lalu, promo wisata akan tempat ini menggema banget. Banyak travel agent menawarkan paket wisata kesini yang harganya gila-gilaan. Yap, this place offers a superb scenery. If you want to see mountains covered with snow, you don't have to go to Switzerland for its famous Alps. Japan has its own Alps. The Japan Alps surrounded by 7 cities. I've enjoyed the beautiful views by took Tateyama Kurobe Alpine Route, a magnificent mountain sightseeing route connects Toyama dan Omachi.

Memang perlu beberapa jam naik shinkansen dari Tokyo, ke sebuah kota bernama Toyama dimana Tateyama Kurobe Alpine Route dimulai. Ada dua opsi yang bisa kita pilih, diawali di Toyama berakhir di Omachi atau sebaliknya. Aku pilih opsi pertama entah dulu alasannya apa.

Soal Tateyama Kurobe Alpine Route pernah aku singgung sebagai must visited place when you are in Japan during Golden Week karena memang tempat ini baru dibuka di akhir April sampai akhir Oktober. Dan best time untuk snow viewnya di awal Mei karena Snow Corridor yang jadi highlight baru dibuka saat itu.

Yang menarik dari Tateyama Kurobe Alpine Route adalah sensasi melintasi Mt. Tateyama dengan berbagai moda transportasi dari mulai cable car hingga trolley bus. Dan asiknya kita bisa one day tour dari Tokyo meskipun memang harus berangkat pagi bener dan sampai kembali di Tokyo hampir midnight. Dari Tokyo kita bisa naik Shinkansen Kagayaki/Hakutaka sampai Toyama Station kemudian jalan kaki saja ke Dentetsu Toyama, stasiun awal Alpine Route. Di Dentetsu Toyama kita bisa membeli tiket terusan hingga Ozigawa atau ngeteng per beli tiket per moda transport aja. Atau tiket bolak-balik Toyama-Murodo aja. Aku jelas pilih tiket terusan dong biar nggak ribet, untungnya tiap tahun hampir ada promo ticket bernama Tateyama Kurobe Option Ticket dengan harga ¥9000 aja untuk perjalanan dari Dentetsu Toyama hingga Shinano Omachi/Nagano (harga reguler ¥12090). Lumayan kan hematnya? Option ticket ini bisa dibeli langsung di Dentetsu Toyama atau beberapa Stasiun besar seperti Shinjuku atau Osaka Station dengan masa berlaku 5 hari.
Chiho Railway, the scenic train
Perjalanan diawali dengan Toyama Chiho Railway, scenic train yang menghubungkan Dentetsu Toyama dan Tateyama Station. Dalam satu jam perjalanan kita disuguhi pemandangan pedesaan Jepang, berganti hutan, kemudian sungai-sungai. Cantik. Sampai di Tateyama Station kita ganti naik Cable Car menuju Bijodaira. Perjalanannya sebentar aja nggak sampai 10 menit, dengan beberapa menitnya gelap karena masuk terowongan, tapi sensasi nanjaknya seru loh.
View from Chiho Railway
Cable Car
Bijodaira semacam terminal bus menuju Murodo, titik Snow Wall berada. Perjalanan bus hampir sejam jadi nggak berasa karena diriku terlalu excited lihat tumpukan salju di sepanjang jalan. Haha. Diriku memang senorak itu. Bus berhenti di sebuah titik di Murodo, masuk ke dalam bangunan berpenghangat. Murodo penuh sesak kala itu. Aku keluar menuruni tangga menuju keberadaan Snow Wall sebelum sadar ada badai yang membuat Snow Wall ditutup hari itu. Duh. Jauh-jauh ke sini gagal main dinding salju. Sedih sih. Karena awalnya aku kira hanya Snow Wall Corridor aja yang jadi daya tarik Alpine Route ini.
Akses ke Snow Wallnya sebadai ini :(
Ngomong-ngomong, hari itu aku salah kostum. Beranggapan bahwa suhu di sana nggak beda jauh sama Tokyo yang memang waktu itu sudah nggak dingin sama sekali, dengan pedenya diriku hanya bermodal cardigan sekenanya dan celana jeans. Belagu memang. Alhasil nggak kuat lama-lama diluar dan memilih berhangat-hangat saja di dalam. Uniknya, ada post office loh di Murodo. Kemudian kepikiran buat kirim postcard dong ke sahabat. Kapan lagi bisa kirim postcard dari ketinggian 2390 mdpl eh? Selain post office, yang unik di sepanjang rute adalah kita bisa ngumpulin stamp di tiap-tiap titik. Seru kan? Stamp di Jepang memang collectable.
Kirim postcard dari Murodo
Puas berhangat-hangat kami melenggang ke titik selanjutnya, ke Daikanbo dengan Tunnel Trolley Bus. Kebayang kan naik bus listrik (macam KRLnya Jakarta tapi dalam wujud bus) menembus gunung Tateyama. Di Daikanbo terdapat view point yang aku nggak pernah sangka sebelumnya (iya, taunya cuma snow wall doang). Well, sering banget mupeng liat postingan pegunungan Alpen di Swiss kemudian liat pemandangan serupa di Jepang bikin ngowoh. Viewnya MasyaAllah!! Deretan pegunungan salju di depan mata bikin takbir terus-terusan, tangan menggigil juga nggak kerasa saking terpesonanya.
Daikanbo View Point
Dari Daikanbo perjalanan dilanjutkan naik Ropeway ke Kurobedaira. Ah, view dari ropeway jangan ditanya deh. Bagus banget. Demikian juga view di Kurobedairanya, bagus juga dan bisa main-main salju. Hihi. Dari Kurobedaira kemudian menuju Kurobeko. Di sini asik banget, keluar stasiun disuguhi view Kurobe Dam yang dari tadi dilihat dari view point Daikanbo dan Kurobedaira. Kita harus jalan kaki sepanjang jembatan menuju ujung Kurobe Dam. Nggak jauh kok apalagi sambil lihat-lihat pemandangan yang bikin berdecak kagum.
the view
Jembatan di Kurobe Dam
My favorite during the route, Trolley Bus!
Untuk ke Ozigawa kita naik trolley bus lagi menembus gunung Akasawadake. Ozigawa adalah titik terakhir Tateyama Kurobe Alpine Route. Di sana ada dua pilihan bus, direct ke Nagano atau ke Shinano Omachi dulu. Karena sudah sore (jam 5an kalau nggak salah) bus ke Nagano udah nggak ada, diriku akhirnya naik bus ke Shinano Omachi.

Perjalanan tinggal lelahnya saja. Kereta lokal dari Shinano Omachi ke Matsumoto terasa lamaaaa sekali, dan memang benar-benar lama sepertinya. Keretanya jarang dan berhenti di tiap-tiap stasiunnya lama betul. Untungnya masih sempat mengejar naik Ltd. Exp. Azusa dari Matsumoto ke Shinjuku.
Shinano Omachi sepi sekali
Tateyama Kurobe Alpine Route benar-benar sukses menjadi pembuka petualanganku akan salju. I'll always remember how excited i was when i saw a lot of snow along the way to Murodo and touched the snow with my bare hand for the very first time.

1 comment:

  1. aku kangen jepaaaaang :D... kadang kalo baca tulisan ttg jepang di awal spring ato fall ato summer, pgn jg pergi kesana saat di musim2 itu. tp ntah napa pas book tiketnya, slalu beli pas winter lagiiii hahahahah.secinta itu aku ama winter di jepang :D. g sabar sih mau balik lg ksana pas winter thn depan :D

    ReplyDelete