Tuesday 19 September 2017

Review: Dahlia Homestay Dieng

Dieng seperti menjadi bucketlist setiap orang Indonesia. Siapa yang nggak tahu dataran tertinggi di pulau Jawa, siapa yang nggak tahu Telaga Warna dan Kawah Sikidang yang superfamous, siapa pula yang nggak tertarik keindahan Golden Sunrise di Bukit Sikunir. Tak heran kalau orang-orang entah dari mana pasti punya keinginan untuk kesana. Caranya pun beragam, ada yang ikut open trip atau private trip, ada pula yang ngeteng jalan sendiri. Dua cara pertama kita tinggal terima beres tanpa perlu mengkhawatirkan soal akomodasi dan transportasi tapi kalau jalan sendiri kita harus siapkan semuanya sendiri. Sebenarnya, explore Dieng juga bisa dilakukan sehari pulang pergi dari Semarang. Tapi, kalau ingin melihat Golden Sunrise, menginap sangat disarankan ya.
Dahlia Homestay
Nah, jika berkunjung kesana jangan heran kalau nggak ada hotel-hotel berbintang meskipun Dieng adalah objek wisata favorit, karena setahuku akomodosi-akomodasi di sana harus dikelola oleh warga lokal. Jadi yang akan kita jumpai adalah homestay-homestay dengan keramahan lokal. Mencari homestay di Dieng sulit-sulit-gampang, saat long weekend beberapa homestay favorit cepet banget full bookednya. Sedangkan di weekend biasa atau weekday biasanya homestay dapat dengan mudah kita cari on the spot saja. Tapi, dua kali ke Dieng aku selalu tiba di sana malem banget jadi cukup males kalau harus homestay hopping untuk cari yang pas alhasil lebi milih buat googling dan booking. Hehe.

Beberapa web dan blog merekomendasikan homestay-homestay oke dengan berbagai pilihan harga dan fasilitas. Satu dua homestay pertama yang aku hubungi sudah full waktu itu karena memang aku dadakan banget nyarinya, sore jalan pagi baru googling-googling homestay. Hihi. Sampai kemudian nemu blog (lupa blog siapa) yang cerita pernah nginep di Dahlia Homestay dan katanya bagus. Langsung aku hubungi Bu Iin pemilik homestay dan Alhamdulillah masih ada room untuk 5 orang waktu itu.

Dahlia Homestay merupakan rumah dua lantai. Di lantai bawah ada beberapa kamar dengan kamar mandi dalam. Sayangnya, karena booking last minute aku dapet kamar di atas dengan kamar mandi luar yang tentunya lebih murah, hanya 200 ribu semalam. Di lantai 2 hanya ada dua kamar yang keduanya kubooking jadi sebenernya ga shared bathroom juga. Hehe.
Bedroom di Lantai 2
Secara umum fasilitas Dahlia Homestay cukup lengkap. Common kitchen dan common room bisa kita pakai dengan leluasa. Free tea dan coffee juga. Fasilitas kamar rata-rata sama hanya yang di atas lebih sempit dan TVnya masih TV tabung. Kamar Non AC karena Dieng dingin banget tapi kamar mandi pake air panas kok. Sayangnya, lahan parkir depan rumah hanya cukup buat 3 mobil saja. Bu Iin dan suaminya ramah sekali, mereka selalu menanyakan apa-apa lagi yang kita butuhkan lalu memberi tips-tips tentang wisata Dieng, semisal harus jalan jam 4 pagi kalau mau hunting sunrise di Bukit Sikunir.

Common Kitchen
Common Room Lantai 2
Common Room Lantai 1
Soal lokasi, sangat strategis. Sangat dekat dengan Candi Arjuna dan spot-spot lain karena memang wisata Dieng jaraknya dekat-dekat. Tapi, untuk ke Bukit Sikunir perlu 10-15 menitan naik mobil karena perlu naik ke atas lagi ke desa Sembungan. Menurutku menginap di area ini better than di Sembungan sih, karena lebih rame dan mudah cari makan. Hehe.
Bunga di depan homestay, I guess ini 'Dahlia'!
Kebetulan aku udah dua kali nginep di Dahlia Homestay. Kali kedua bersama rombongan 5 orang lagi, enggan buat coba-coba homestay lain langsung hubungi Bu Iin dan kebetulan homestay lagi sepi dan banyak room yang kosong. Kami sempat ditawarin kamar di lantai bawah dengan fasilitas lebih baik (bed nggak lesehan, LED TV, dan kamar mandi dalam) tetapi harga lebih mahal, 250k-350k/room/night. Terus diriku tetep ambil kamar yang di atas dong, toh booking 2 kamar jadi bathroomnya tetep berasa private. Hehe. Kalau booking sekamar atau lebih dari 2 kamar mending coba kamar yang di lantai bawah kali yaaaa~~

1 comment: