Tuesday 1 August 2017

Hai Japan: Jalan-Jalan Kyoto

Yap. It's time to talk about KYOTO, one of the most culturally rich cities in the world. Nggak heran kalau banyak orang yang akhirnya jatuh cinta pada kota ini. Jika memimpikan berjalan kaki di pedestrian Jepang dengan berkimono ala Japanese lokal, Kyoto adalah kota yang tepat. Kyoto is more relaxing than Kyoto or Osaka. Temples, shrines, museums, tea houses: all things authentic are in Kyoto.
Perfect costume, eh?
Banyak orang bilang Kyoto jauh lebih murah dibanding Tokyo, bagiku nggak juga. Mencari penginapan yang 'murah' saja sangat sulit, itulah kenapa aku selalu nginep di Osaka, toh jarak Osaka-Kyoto cuma 30 menit dengan local train atau 15 menit dengan shinkansen . Tapi, jika ingin mencoba tinggal di Ryokan untuk benar-benar merasakan sisi tradisionalnya Jepang, Kyoto adalah surganya. Kalau disuruh merekomendasi tempat menginap paling strategis di Kyoto, aku pasti sarankan yang dekat Kyoto Station!

Bus menjadi transportasi utama untuk keliling Kyoto. Ajaibnya, mereka punya One Day Bus Pass yang hanya 500 yen seharian. Dibandingkan dengan ongkos reguler yang 220 yen sekali naik, bus pass ini sangat berguna. Hampir seluruh destinasi Kyoto tercover jalur bus, praktis hanya ke Arashiyama dan Fushimi Inari saja yang perlu naik kereta supaya lebih praktis. Penginapan dekat Kyoto Station akan memudahkan kemana-mana karena Bus Stationnya cuma di depan Kyoto Station aja.

Daaaaaann, berikut rekomendasiku saat keliling, meskipun mainstream aku tetep sukaaa. Huhu.
Bike-bike-bike
Yang pertama, Sepedaan di Arashiyama. The easiest way to go there is take train trip from Kyoto Station to Saga Arashiyama Station, keluar dikit nemu bicycle rental deh, disitu bisa sewa sepeda 1000 yen untuk seharian penuh. Arashiyama itu semacam desa yang patut di explore tuntas, kalau jalan pegel, naik jinrikisha (becak tradisional Jepang) mahal, sepeda jadi alternatif yang sangat asik. Ada beberapa highlight places di Arashiyama, sebut saja the famous Bamboo grove, Togetsukyo bridge, dan a lot of temples around there. Pokoknya gowes santai aja disana, kalau pegel atau ada yang menarik berhenti deh. Sepeda bisa berhenti dan parkir di mana saja asal nggak ganggu.

Kedua, Temple and Shrine Hopping. Jumlah kuil di Kyoto buaaannnyyyaakk banget, jadi tinggal dipilih aja mana yang mau dimampir. Ngomong-ngomong, temple dan shrine itu beda ya, temple merupakan tempat ibadah umat Buddha, ciri khasnya sih biasanya terdapat pagoda bertumpuk dan lonceng besar di areanya. Sedangkan shrine adalah tempat ibadah umat Shinto (agama asli Jepang) yang memiliki ciri khas pintu gerbang kuil yang megah (torii), seperti Fushimi Inari yang superterkenal karena deretan orange torii-nya. Beberapa famous temple di Kyoto antara lain, Kinkakuji, Kiyomizudera, dan Ginkakuji Temple.
Kinkakuji Temple
Ketiga, Visiting Gion. Kata orang, at the heart of Kyoto lies Gion. Bangunan-bangunan bambu, traditional tea houses, authentic restaurant banyak di jumpai di area ini. Jadi, Gion bukan cuma soal Geisha aja ya.

Keempat. Hunting Secondhand Kimono di Higashiyama Street. Setiap kita pasti tahu, harga kimono mahalnya MasyaAllah, sehingga kehadiran deretan Secondhand Kimono Shop di Higashiyama Street menjadi alternatif buat yang ingin kimono tapi budget terbatas. Hihi. Higashiyama street merupakan jalan menanjak yang pasti dilewati kalau mau ke Kiyomizudera Temple dan memang disitu banyak souvenir shops yang juga worth to visit. Memang secondhand kimono yang dijual agak old fashioned, tapi kualitas pasti terjaminlah apalagi kimono-kimono itu bukan punya rumahan yang dipake sehari-hari melainkan kimono-kimono yang dulunya disewakan juga. Harganya pun jadi murah banget, ada yang cuma 1000 yen ajaa.
Jejalanan Kyoto
Kelima. Museum Hopping. Museum di Kyoto jumlahnya nggak keitung, dari mulai Kyoto Railway Museum yang baru dibuka tahun lalu sampai Kyoto National Museum yang udah ada sejak 1897.
Kyoto Bus
Keenam. One Loop Tour by Bus. Agak random sebenernya, tapi asik. Kebanyakan rute city bus Kyoto berupa loop jadi dalam satu rute kita nggak melewati jalan yang sama. Lumayan buat sightseeing jejalanan di sana kan? Hihi. Tapi cukup ambil opsi ini kalo santai aja yaaa, karena untuk satu loop perlu waktu hampir sejam kayak diriku yang waktu itu iseng ikut muter bus 206 dari Gion sampai Kyoto Station.

Sesungguhnya masih banyak hidden treasurenya Kyoto yang bisa diburu selain tempat-tempat mainstream yang aku sebutin di atas. Tapi ya, aku sempat ngerasa ekspektasiku terhadap Kyoto kegedean. Dibanding Tokyo yang ramai dan serba cepat dan Osaka yang juga ramai, aku membayangkan Kyoto akan lebih santai, ternyata tidak juga. Bahkan menurutku Kyoto sudah 'over touristy', Membayangkan suasana tenang di Bamboo Grove dan Fushimi Inari adalah kesalahan. Perlu datang pagi buta atau pulang gelap hari untuk dapet view yang tanpa turis. Hihi. Tapi dua tempat itu tetap wajib dikunjungi kalau ke Kyoto ya! Aku sendiri mau banget ke Arashiyama dan Kiyomizudera pas Autumn. Semoga kapan waktu bisa ya!
Bucket list: revisit this temple in autumn.

No comments:

Post a Comment