Wednesday 11 May 2016

Singapore Trip: Menginap di Dorm Hostel

Dorm hostel akhirnya menjadi piihanku setelah wira-wiri searching di hostel finder dan nggak menemukan budget hotel di Singapore yang harganya 200 ribuan. Hikshiks. Pilihanku jatuh pada Green Kiwi Backpacker Hostel yang aku book via hostelworld. Fix. Pengalaman pertamaku nginap di dorm adalah di Singapore. Awalnya agak bingung gimana harus bersikap, mengingat dalam satu kamar kita akan ramean dengan orang lain yang nggak kita kenal. I love to meet new people, tapi untuk tinggal seruangan dengan orang beda kebangsaan bener-bener jadi tantangan buatku. Hihi.
Female dorm Green Kiwi Backpacker Hostel
1.  Jam tidur dan bangun bule ternyata beda!
Menginap di dorm seharusnya jadi kesempatan bagus untuk banyak kenal dengan orang-orang baru, tapi ternyata nggak juga tuh. Pertama kali aku kaget ketika tiba di hostel jam 11an, penghuni kamar rupanya udah asik mahsyuk sendiri di kasurnya masing-masing. Aku yang baru dateng cuma bisa say hello via senyum yang dibales ramah oleh mereka-mereka yang masih bangun kemudian rapi-rapi barang dengan suara minimal supaya nggak ganggu yang udah tidur. Agak kaget waktu beranjak ke shared bathroom untuk bersih-bersih dan menemukan bule yang antri mandi di tengah malem begitu, fix males antri dan memilih langsung tidur aja~~

Rupanya, interaksi yang terjadi selanjutnya juga begitu-begitu aja. Aku bangun jam 6 pagi karena harus Subuhan langsung beres-beres, jam 8 kami turun untuk breakfast di common room hostel setelah itu lanjut jalan-jalan. Nah di jam-jam itu penghuni hostel yang rata-rata bule belum pada bangun. Kamar mandi sepi jadi aku bisa pake dengan leluasa. Begitu pula pas aku kembali jam 9 malam, mereka belum pada pulang. Huhu. Antara asik dan nggak asik sih~ hihi.

2. Kalau bisa, jangan berantakan.
Kebiasaaku di kamar saat traveling adalah taruh barang sembarangan tapi ini nggak bisa kalau nginep di dorm mengingat space kita cuma sebatas kasur doang.

3. Belajar terbiasa gelap.
Kebetulan green kiwi tempatku menginap hanya menyediakan lampu baca (yang cukup terang) di setiap kasur tanpa lampu utama di ruangan. Lampu baca itu sendiri sebenarnya sangat cukup untuk penerangan area kamar. Tapi, seperti yang udah dibahas kalau waktu tidur roomates yang beda-beda saat kita bangun mereka tidur dan saat kita tidur mereka baru pulang akhirnya apapun yang aku lakuin tiap pagi (termasuk packing di hari terakhir) dilakukan dalam gelap dan tanpa suara supaya nggak ganggu mereka yang masih tidur.

4. Teman sekamar yang berganti tiap hari.
Aku menginap tiga malem dan setiap harinya ada aja perombakan komposisi ruang. Hari ini kami roomate kami orang Asia yang malam-malam sibuk dengan hair dryernya, hari berikutnya kami bertemu solo travel bule yang suka membaca. Tapi baiknya mereka cukup maklum kok, sebenernya kita bebas aja nyalain lampu dan ngobrol asal tetap pada batas nggak saling ganggu aja. Bahkan aku sempat bertemu dengan roomate yang baru aja dateng dan melihatku sholat dalam ruang kemudian menanyakan apakah dia perlu matiin lampu supaya nggak ganggu? Hihi. Toleransi itu indah yaa~~

5. Free zone hanya sebatas kasur.
Kalau bisa jangan taruh barang sembarangan apalagi sampai di atas kasur orang. Hihi. Terus kalau misal mau sholat, baiknya izin dulu supaya sama-sama nyaman :)

6. Shared bathroom
Kamar mandi sebenernya jadi salah satu pertimbanganku untuk akomodasi. Privat lebih aku pilih dibanding shared sebenernya. Tapi ternyata, shared bathroom nggak terlalu buruk kok, apalagi seperti yang udah aku bahas, jam-jam pagi biasanya sepi jadi bisa pakai dengan leluasa. Hihi.

Berikutnya aku coba review sedikit tentang Green Kiwi Backpacker Hostel~~
Reviewku di page hostelworld :)
Hostel seharga 20 SGD semalem ini sangat nyaman, bahkan buatku yang baru pertama kali nyobain dorm room. Hostel ini udah ada sejak 2004 makanya aku pikir akan nggak begitu bersih, ternyata aku salah. Hostelnya sangat bersih! kamar yang aku tempati seperti baru aja di cat ulang. Aku memesan 2 bed di female dorm untuk 10 orang, tapi pas aku dateng nyatanya cuma ada 8 bed dalam satu ruang, jadi masih ada cukup space buat sholat.

Fasilitas hostel cukup lengkap free locker (meskipun nggak di dalem kamar), colokan listrik ada di setiap bed, lampu tidur, wifi, free breakfast. Asik lah~ khusus untuk locker aku nggak pake karena taruh barang di kamar pun sudah sangat aman. 

Kamar mandi cuma ada 3 untuk seluruh penghuni tapi untukku nggak terlalu ngaruh karena pas aku mandi selalu sepi. Kamar mandi dan toiletnya sebenarnya cukup bersih, sayang cuma ada dry toilet disana yang bikin kurang nyaman. 

Sebenarnya hostel ini nggak terlalu dekat dengan MRT Station (perlu naik bus lagi dari MRT Lavender ke hostel) tapi sangat dekat dengan halte bus. Ternyata, keliling Singapore naik bus lebih asik dibanding MRT, bus 145 jadi andalanku untuk kemana-mana selama disana :)

Jadi, apakah kapok nginep di dorm?

Jawabannya Enggak, tapi selama privat room masih bisa dijangkau lebih milih privat room dengan alesan keleluasaan kali yaa~~ hehe.

1 comment: