Sunday 31 January 2016

Le Grand Voyage (Mekkah - Part 2)

Januari sudah mau habis, mau nggak mau harus merelakan dua 'List to Post' yang jadi project awal bulan dan harus segera menyelesaikan cerita umrohnya. Hehe. Oke, Setelah postingan sebelumnya fokus ngublek di kawasan Masjidil Haram, kali ini mari membahas beberapa tempat yang selalu ada di list wisata umroh~~

First of all, Jabal Nur. Di sinilah sejarah Islam bermula. Di puncak Jabal Nur terdapat Gua Hira, tempat Rosulullah menerima wahyu pertama kali. Nggak heran kalau ada beberapa jamaah yang menghabiskan waktu 1-1,5 jam jalan menanjak menempuh batu-batu cadas untuk melihat secara langsung Gua Hira. Aku sendiri nggak ya, hehe. Biasanya perjalanan ke Gua Hira ditawarkan tour dilakukan pada malam hari untuk jamaah yang mau aja. Sedangkan aku cukup melihat dari titik yang jauh ini. Hehe.
Keliatan Gua Hiranya?
Gua Hira nggak terletak persis di puncak Jabal Nur, melainkan setelah sampai puncak perlu turun beberapa meter lagi untuk menjumpai gua kecil yang hanya cukup untuk sholat satu orang saja.

Kemudian, ada Jabal Rahmah, sebuah bukit yang konon katanya merupakan tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa setelah keduanya diturunkan ke bumi. Uniknya, berdoa di tempat ini katanya bisa enteng jodoh, laaah~~ ditambah lagi orang-orang dengan isengnya nulis nama-nama orang yang diharapkan berjodoh beneran di batu-batu yang ada di bukit ini. Yang kayak gini gaboleh kan ya? Di puncak Jabal Rahmah dibangun tugu, jadi kalau kalian kesana dan liat ada tugu harus tau kalau tugu itu nggak ada di jaman nabi dulu. Jadi ya hanya dibangun for the sake of apapun itu~~ hehe. Buat naik ke puncaknya sebenernya ada tangga yang di sediakan, tapi aku agak sedikit tertantang untuk naik lewat batu-batu yang ternyata seru juga. Hehe.
Jabal Rahmah
Umroh dilakukan dua kali, miqot umroh pertama diambil di Masjid Bir Ali yang udah di report di post sebelumnya, miqot kedua diambil di Masjid Ji'ronah. Ji'ronah sendiri adalah nama sebuah desa yang letaknya 26 km di selatan Mekkah. Nama Ji'ronah mulanya adalah nama yang diberikan pada seorang wanita yang mengabdikan dirinya untuk merawat sebuah masjid yang terletak di desa tersebut.
Masjid Ji'ronah, salah satu tempat ambil Miqot.
Ada satu hari dalam agenda wisataku untuk menapak tilasi perjalanan haji yaitu dengan menelusur Padang Arafah, Mina, tempat lempar Jumroh dan beberapa tempat yang didatangi untuk melakukan rukun haji. Sayangnya tempat-tempat tersebut hanya dilewati oleh bus tanpa berhenti. Hanya turun sebentar saja di Padang Arafah.
Tenda permanen untuk menginap para jamaah haji, semoga suatu saat giliranku menginap disutu~~
Saat bertolak kembali ke Jeddah, jangan melewatkan momen melintas di gerbang Alquran yang terletak di perbatasan Kota Mekkah. Terdengar biasa, tapi bagiku It was an awesome moment!
Gerbang Alquran
Kira-kita itu aja tempat yang aku kunjungi di Mekkah, nah kalo ada yang perlu info gimana belanja di Mekkah, akan aku bahas sedikit. Hehe, tetep ya.

Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku lebih suka belanja di Madinah. hehe. Tapi ternyata ada beberapa barang yang aku beli disini, secara keseluruhan nggak mengkhususkan kok, cuma mungkin menyempatkan mampir di toko-toko dalam perjalanan pulang dari masjid ke hotel di hari terakhir sebelum packing pulang. Mari kita list:

1. Alquran, sengaja dibeli untuk infaq masjid, harganya variatif dari 20 riyal sampe ratusan gitu. Waktu itu aku beli 10an lebih, dan yang jual tiba-tiba kasih aku parfum :)

2. Batu Akik. Ini kalo nggak om yang minta juga nggak bakal nyari deh. Waktu itu random aja masuk ke salah satu toko yang jual apa aja termasuk batu. Nggak pake analisa macem-macem ambil aja beberapa 8 kalo nggak salah dengan total harga 200 ribu lebih beberapa riyal karena bayar pake rupiah. Hehe. Dan you know what! Salah satu akik yang akhirnya di pake sama sepupuku ada yang nawar dengan harga 1 juta rupiah! Halah kalo ngerti gitu aku beli yang banyaaak~~ Haha.

3. Abaya buat Ibu, Peci buat Bapak, dan Sajadah Pakistan. Lagi-lagi random aja masuk salah satu toko, cari oleh-oleh buat orang tua. Ibu sih seneng banget sama abaya yang aku kasih, Bapak juga suka banget sama pecinya, sayangnya dua peci yang aku beliin semuanya kekecilan. Hikshiks. Kalo sajadah sengaja dibeli buat kenang-kenangan diri sendiri plus bawa beberapa buat orang-orang ceritanya (anti oleh-oleh Tanah Abang ceritanya). Hehe. Catatan: kalo mau beli abaya, sebaiknya memang di Mekkah, di Madinah jarang yang jual.

4. Fridge magnet, gantungan kunci, dan Tasbih Kokka. Semuanya dibeli di serba 3 riyal depan hotel persis. Bahkan ada beberapa item yang ditawar jadi 2 riyal aja. Hehe. Disini juga beli dompet Pakistan kaya yang aku beli di Madinah, lebih murah tapi variasinya nggak banyak.

Selain pertokoan sekitar Masjidil Haram, aku juga mampir ke Bin Dawood karena penasaran aja, tapi ujung-ujungnya nggak beli apa-apa. Bin Dawood ini konsepnya supermarket macam Giant atau Hypermart, jual segala macem. Kalo mau snack-snack familiar dengan kemasan tulisan Arab, silakan mampir kesini. Hehe.

Tetep ya, cerita belanjanya jadi banyak juga~~

Setelah di bagi beberapa part akhirnya selesai juga cerita Le Grand Voyage. Semoga dipantaskan dan dimampukan kembali ke sana. Aamiin :)

No comments:

Post a Comment