Sunday 18 September 2016

Japan Trip : Airbnb Pertama Kali

Jika postingan lalu membahas transportasi, kali ini diriku ingin share aspek yang juga sangat penting saat traveling. Akomodasi. Mau nginep di mana kita? Usai tiket booked langsung iseng cari-cari penginapan di hotel finder andalan. Baru bener-bener nyari ya 5 bulan sebelum berangkat mengingat tanggal keberangkatan kita masuk high season dimana hostel-hostel udah pasang harga tinggi sedangkan yang affordable sudah fully booked. Hikshiks.
bersama Sokho, host kami di Osaka

Lalu pilihan jatuh kepada airbnb.com yang menyediakan apato-apato dengan harga terjangkau langsung dari hostnya. Sebenarnya airbnb udah ada sejak beberapa tahun lalu tapi baru punya kesempatan coba ya sekarang ini. Hehe. Diriku dan Tikpo sepakat untuk menginap di 2 kota, yaitu Tokyo dan Osaka. Setelah bandingkan sana-sini pilihan kami jatuh kepada dua apato berikut:


Osaka kami pilih sebagai basecamp untuk jelajah Kyoto dan Hiroshima, dibanding di Kyoto, harga penginapan di Osaka jauh lebih murah dan lebih mudah dijangkau karena akses JR Line. Alasan utama memilih apato milik Shoko ini adalah review host yang super. Menurut review, hostnya superbaik dan asik dengan apato yang luas dan fasilitas lengkap. Begitu fix untuk sewa apato ini, kami langsung menghubungi Shoko dan dia sangat responsif. Jadi urusan komunikasi dengan host sangat lancar untuk pra kedatangan. Sayangnya saat kedatangan kami, Shoko dan suaminya, Kenji berhalangan untuk menjemput kami di Teradacho Station. Tapi, Kenji memberikan kami petunjuk yang sangat-sangat jelas tentang rute dari stasiun menuju apatonya. Jarak apato 1 km dari Teradacho Station kami tempuh sampai 20 menit. Huhu. Dengan ransel yang cukup berat waktu itu, jalan kaki 20 menit jadi berasa banget. Untungnya lewatin daerah baru yang tentu bikin diriku excited :)
Depan apato~~
Sampai di depan apato, kami disambut Shoko dan Kenji dengan keramahan ala Jepang. Usai perbincangan ringan tentang cuaca dan tempat menarik di Osaka dan Kyoto serta pengenalan apatonya, Shoko mempersilakan kami untuk menggunakan apatonya layaknya rumah sendiri selama 5 hari 4 malam.
Futon yang nyaman.
Privat apato dengan banyak ruangan~~
Dapur super lengkap
Toilet dan kamar mandi terpisah
Fasilitas dalam apato persis seperti deskripsi di airbnb. Apato yang bersih dengan 5 ruangan terpisah yang difungsikan untuk kamar, dapur, ruang TV, toilet, dan ruangan depan untuk taruh-taruh alas kaki. Apato dengan style Jepang dengan pintu bersekat. Asik deh. Shoko melengkapi dapur dengan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti roti, selai, margarin, dan minyak, Nah yang unik di sini dan mungkin di sebagian besar tempat di Jepang, ia memiliki 3 jenis trash bin untuk botol plastik, kaleng, dan others, lalu Shoko juga menjadwalkan hari yang berbeda untuk pembuangan tiap-tiap sampahnya. Misalnya hari Senin untuk sampah kaleng dan hari Selasa untuk sampah others.

Review kami di Airbnb
Sebenernya apato milik Shoko ini sangat nyaman untuk ditinggali, apalagi mereka menyediakan 2 sepeda yang bisa digunakan untuk keliling Osaka. Kami cuma mencoba beberapa saat untuk ke Korean Townnya Osaka yang ternyata cukup dekat dari apato, karena kebanyakan waktu kami habiskan explore Kyoto dan Hiroshima. Hihi. Nah, karena itu kami perlu pulang pergi Teradacho Station tiap harinya, dan menurut kami jarak apato-stasiun yang 1 km itu cukup bikin capek. Hoho.
Kalau soal jajan tak perlu khawatir, ada supermarket 24 jam deket apato yang jual sushi murah juga vending machine yang jual minuman lebih murah dibanding vending machine lain yang kami jumpai selama di Jepang. 


Kalau kami bilang, apartemen milik Kazutoyo ini perfect! Cukup luas untuk berdua, sangat dekat dari Komagome Station yang dilalui JR Yamanote Line, fasilitas lengkap, dan murah. Sayangnya kami nggak sempat ketemu hostnya, Kazutoyo-san juga kurang jelas memberi petunjuk untuk menuju apato dari Komagome Station jadi kami sempat bingung waktu pertama kali tiba. 
View depan apato Kazutoyo
Kazutoyo agak lama dalam membalas pesan kami, tapi dibalik itu semua, apatonya sangat nyaman. Meskipun nggak bisa masak di dapur tapi masih bisa untuk rebus air pake ketel elektrik sih. Lalu toilet modern ala Jepang yang terpisah dengan kamar mandi yang sangat Jepang, sempit. Hihi.Nggak tersedia TV, tapi ada mesin cuci plus deterjen yang bebas dipakai. Asiknya lagi, tersedia wifi portable yang bebas kami pakai selama kami di Tokyo.
2 singel bed, disediakan pula tatami kalo guestnya 3 atau 4 orang.

Dapur yang nggak bisa untuk masak. Hoho.
View dari lantai 4 :)
Ambil kunci di sini, lumayan ribet. 
Nggak seperti apato Shoko yang cukup jelas tentang aturan buang sampahnya, di sini kami cukup bingung kemana harus buangnya, karena tempat sampah yang disediakan cukup kecil untuk kami yang tinggal 5 malam di sana. Akhirnya tiap pagi kami membawa sampah tersebut ke tempat sampah dekat sukiya. Hoho. Terlepas dari itu semua, jarak yang dekat dari stasiun merupakan nilai plus! Di sekeliling apato juga banyak konbini macam sevel, family mart, dan sunkus. Kalau ada kesempatan ke Tokyo lagi mau banget nginep di sini lagi :)
Review kami di Airbnb :)
Jadi, apakah menyenangkan menginap di Airbnb??

Jawabanku adalah Yes!! Banyak hal berbeda yang kami rasakan saat mencoba Airbnb pertama kali, yang paling terasa adalah soal bersih-bersih. Jika di hostel atau hotel kamar akan dibersihkan dan dirapikan tiap harinya oleh cleaning services, dalam Airbnb kebersihan adalah tanggung jawab kami. Host hanya akan membersihkan sekali setelah kami check out, jadi penting untuk memastikan kami membuang sampah dan menata apato agar rapi tiap harinya mengingat setelah check out, host dan guest akan saling memberikan review. Jadi nggak asik kan kalau kita direview oleh host sebagai guest yang jorok? huhu.

Dengan menyewa Airbnb kami lebih merasakan neighborhoodnya suatu kota karena biasanya apato yang disewakan terletak bukan di daerah padat turis. Pemandangan pagi kami tiap hari di Osaka adalah kakek dan nenek yang berjalan-jalan dengan anjingnya yang kemudian tersenyum ramah saat kami berpapasan, lalu ada suara anak-anak berlatih karate di dojo sebelah apato, serta beramah-tamah dengan host yang apatonya kami sewa.

Selain suasana yang nyaman, harga penginapan Airbnb biasanya lebih murah. Dengan rate yang sama untuk menyewa private apartement yang nyaman di lokasi strategis, hostel hanya menawarkan single bed di dormroom. Jadi pilih mana airbnb atau hostel? Kalau pergi barengan temen sepertinya airbnb jadi pilihan tepat karena biasanya mereka menyediakan apartemen untuk grup besar sampai 8-10 orang.

Yang perlu diperhatikan dalam menyewa apartemen via airbnb adalah deskripsi dan house rules karena tiap-tiap apartemen bisa berbeda. Lalu cancellation rulenya, apakah flexible, moderate, atau strict. Host airbnb kadang-kadang juga menerapkan security deposit untuk keamaan.

Nah, pilihan akomadasi kian beragam tinggal pilih senyamannya kita aja. Menjadikan airbnb sebagai alternatif juga nggak ada salahnya kok :)

4 comments:

  1. Wahh.. berguna banget infonya. Liat Apartemennya nyaman. Apakah boleh dikirimnya itinerary punya mba? dan kalau boleh tahu pas beli JR Pass kemarin harganya berapa ya?
    terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf baru balas mba. Bisa banget mba, ada email? Pas aku beli 3.4an mba, lagi mahal yennya saat itu :) :)

      Delete
    2. huhu emang mahal yaa.. masih bingung beli JR pass atau yang 1 day pass tiap daerah :') maklum pertama kali buat rencanain travel. Emailnya inderaiin@gmail.com
      Thankyou so much loh mba :D

      Delete
    3. barusan aku email ya mba, semoga berguna yaaa. JR Pass worth banget kalo pindah-pindah kota yang jauh-jauh :)

      Delete